11 Permasalahan yang Terjadi Saat Proses Pengembangan Software

by | Jun 26, 2023 | Resources

Pengembangan software merupakan kegiatan penting untuk kemajuan bisnis, tapi terkadang dalam pengerjaannya harus melewati proses kompleks. Software house company selaku vendor IT pun kerap kali dihadapkan beberapa tantangan dalam proses pengerjaan software.

Software house adalah perusahaan yang berspesialisasi dalam menguji, membuat, mengembangkan, dan menyediakan perangkat lunak berdasarkan kebutuhan bisnis atau konsumen. 

Pada artikel ini, akan dibahas beberapa permasalahan yang umum terjadi saat proses pengerjaan software. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian agar nantinya software bisa membantu operasional perusahaan lebih optimal, bukan malah menjadi penghambat.

1. Konsep atau blueprint pengembangan yang tidak matang

Memulai pengerjaan software tanpa konsep atau blueprint yang matang bisa menjadi malapetaka. Dan sayangnya, tidak memiliki perencanaan yang tepat dan lengkap seperti TOR dan rincian fitur sebelum memulai sebuah proyek adalah salah satu kesalahan paling umum terjadi. 

Sebab blueprint berperan layaknya peta jalan yang berfungsi sebagai panduan. Memastikan konsep yang matang dalam pengembangan software sangat penting untuk memahami dengan jelas apa yang perlu dilakukan dan melakukannya dengan cara tertentu untuk memenuhi tenggat waktu.

2. Komunikasi vendor dan klien yang kurang in-line

Perumusan dan deskripsi masalah yang perlu ditangani oleh software adalah proses yang agak melelahkan. Sehingga sering kali, produk akhir tidak sesuai dengan keinginan klien, karena deskripsi masalah dan visi solusi tidak tepat atau tidak cukup detail. 

Hal ini terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan teknis klien dan salah tafsir masalah oleh vendor. Kesalahan seperti ini biasanya akan membuat perusahaan mengeluarkan ongkos yang mahal karena harus mengembalikan produksi software ke titik awal.

3. Overpromise dan Underdeliver

Manajemen proyek yang buruk atau gagal menyampaikan tugas dan tanggung jawab tim pengembangan adalah permasalahan selanjutnya. Tim tidak akan dapat berkonsentrasi pada pengembangan software jika tanggung jawabnya tidak jelas. Mereka mungkin tidak memperhatikan tugas, yang mengakibatkan ketidaksepakatan dan perebutan kekuasaan dalam tim.

Itu dapat mengabaikan beberapa faktor penting yang harus dimasukkan atau dihilangkan selama proses pengerjaan yang dapat mempengaruhi masa depan proyek. 

4. Menambah fitur di luar kontrak kerja

Masalah lainnya adalah permintaan perangkat lunak yang selalu berubah, seperti menambah fitur di tengah pengerjaannya. Jika Anda terus menambahkan permintaan, ruang lingkup pekerjaan akan berubah dan begitu pula pengembangannya. Ini akan menyebabkan peningkatan substansial dalam biaya serta waktu pengembangan. 

Jika proyek tidak dicakup dengan benar sejak awal, dengan jumlah waktu yang tepat yang dialokasikan untuk setiap fase, vendor mungkin tidak punya pilihan lain selain mulai mengambil jalan pintas hanya untuk tetap sesuai jadwal.

Akibatnya? Akan selalu ada bug dan bagian yang error dalam kapasitas tertentu. Software yang cacat dan bermasalah dapat mempengaruhi kinerja dan pengalaman pengguna akhir secara signifikan. Keduanya akan merugikan bisnis dalam jangka panjang.

5. Proyek berhenti di tengah jalan

Terkadang, pengerjaan software akan menghadapi jalan buntu, sehingga pilihan yang ada adalah “perbaiki atau tinggalkan”.

Namun, dengan membiarkan proyek berhenti di tengah jalan membuat vendor kehilangan kesempatan untuk belajar meninjau dan bagaimana kesalahan itu terjadi. Dengan begitu, vendor dan tim dapat mengevaluasi cara mencegah kesalahan di masa depan.

6. Termin pembayaran yang dikerjakan tidak sesuai akad atau kesepakatan bersama

Salah satu faktor dari kelancaran pengerjaan software adalah masalah pendanaan atau sponsor. Sehingga bagaimana software bisa selesai jika pendanaan terhambat?

Seperti yang disebutkan tadi, klien belum tentu memiliki pemahaman teknis soal pengerjaan software. Karenanya, pastikan ada keselarasan antara konsep dengan dana yang mampu dianggarkan sejak awal, agar software yang dibangun bisa selesai sesuai harapan.

7. Komunikasi Internal Tim yang Kurang Professional

Pengembangan software membutuhkan interaksi antara tim pengembangan dan klien. Tidak adanya komunikasi yang transparan tersebut akan menimbulkan kesalahpahaman, memperlambat proses pengerjaan, dan meningkatkan biaya. 

Saluran  komunikasi proyek pengembangan perangkat lunak dapat dibagi menjadi dua bagian: komunikasi intra-tim dan antar-tim. Untuk menghindari kesalahpahaman, kedua saluran ini harus digunakan secara efisien. 

Mempertahankan kontak rutin dengan manajemen dan tim pemasaran juga penting. Ini mendukung verifikasi elemen kelayakan di setiap tingkat, membuat keputusan tindakan di masa depan lebih mudah. Ini jauh lebih penting dalam hal pengembangan perangkat lunak kustom karena setiap fungsi harus dikoordinasikan dengan tepat.

8. Vendor menghilang di tengah proyek

Ketika ada ambiguitas dalam permintaan perubahan fitur, vendor software biasanya akan melakukan salah satu dari dua hal: menebak, yang kemungkinan menyebabkan pengerjaan ulang nantinya, atau meminta klarifikasi. Dalam kedua kasus tersebut, jadwal proyek selesai dapat terpengaruh.

Tapi dalam skenario yang lebih buruk, vendor bisa menghilang di tengah proses pengerjaannya.

Pendekatan proaktif terhadap perencanaan dapat menghemat banyak waktu di kemudian hari. Selama requirements phase, luangkan waktu untuk memastikan permintaan dan kebutuhan akan software dengan jelas, terperinci, dan tidak menyisakan ruang untuk ambiguitas. 

9. Developer Kekurangan SDM yang Berpengalaman

Pengerjaan software oleh vendor bersifat sementara, dengan pengembang seringnya hanya tinggal 1-2 tahun di setiap perusahaan sebelum pindah. Sehingga bisa saja saat pengerjaan proyek berlangsung, beberapa anggota tim resign sehingga developer kekurangan orang.

Tentunya kekurangan orang ini dapat memperlambat proses pengembangan perangkat lunak utama, terlebih jika yang pergi adalah anggota tim inti.

10. Tidak mampu tapi mengiyakan

Selain komunikasi yang buruk, ketidakjujuran dalam pengerjaan software menjadi permasalahan berikutnya. Contohnya seperti developer mengiyakan bahwa ia bisa membuat solusi dari requirements tertentu, padahal sebenarnya belum mampu. 

Sehingga hal itu memberi klien harapan, namun lebih kepada rasa aman yang palsu. Untuk itu sekali lagi perlu ditekankan soal komunikasi dan transparansi antara klien dan vendor.

11. Masalah Financial Developer 

Dalam proses pengerjaan software, selalu ada alat dan fitur baru untuk ditambahkan, yang artinya akan menambah biaya seiring pengerjaan.

Tapi terkadang pembuatan estimasi biaya yang tidak baik akan membuat developer kekurangan dana. Imbasnya, terlambat menggaji tim yang bisa memperlama selesainya pengerjaan software.

Untuk itu, perlu diidentifikasi biaya outlier sebelum pengerjaan dimulai. Dengan estimasi menyeluruh dan anggaran yang solid, membuat alur kerja selaras dengan sumber daya yang tersedia. Developer tak perlu khawatir tim akan pergi karena penggajian yang molor.

Demikian ulasan mengenai permasalahan yang umum terjadi dalam proses pengerjaan software. Memiliki software berkualitas tinggi adalah tujuan akhir bagi perusahaan atau klien mana pun, tetapi melakukan proses pengembangan perangkat lunak yang mulus mungkin bukan hal yang mudah bagi semua orang.

Karenanya, dengan menghindari masalah dalam proses pengerjaan software yang sudah disebutkan di atas bisa membantu Anda untuk mendapatkan hasil akhir yang memuaskan. Selain itu, pilih juga software house terbaik Indonesia yang terbukti kredibilitasnya.

Gamatechno – Layanan Pengembangan Software

Berpengalaman lebih dari 18 Tahun menangani 500+ klien B2B sebagai vendor pengembangan software transformasi digital di seluruh Indonesia. Mulai dari IT Consulting, End-to-End Software Development dan Enterprise Resource Planning.

Contact us:

Whatsapp: 0274-566161

Email: [email protected]

Kontak Kami & Jadwalkan Konsultasi
test
WeCreativez WhatsApp Support
Kontak kami melalui WhatsApp
Hi, ada yang bisa kami bantu